MyPru.net | 5 Langkah Menata Keuangan saat New Normal

5 Langkah Menata Keuangan saat New Normal

30 Mei 2020

New normal kembali digaungkan di tengah pandemi virus corona yang kian meluas dan menginfeksi jutaan orang di dunia, termasuk di Indonesia.

Akibat pandemi ini, masyarakat dipaksa tinggal di rumah. Bekerja, sekolah, hingga beribadah juga harus dilakukan di rumah. Terkecuali bagi mereka yang memang harus beraktivitas di luar rumah.

Perubahan ekstrem ini telah memberi dampak yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat, serta bagi banyak sektor.

Ekonomi yang tertekan di 3 bulan terakhir ini, kita harapkan mampu perlahan-lahan bangkit kembali dengan adanya pemberlakuan New Normal, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Kita juga mengharapkan perbaikan ekonomi ini mampu memberikan angin segar kepada kondisi keuangan kita.

Situasi baru ini juga membuat kita perlu menyiapkan strategi keuangan khusus.

Berikut tips menata keuangan selama periode New Normal:

1. Mengisi lagi pos Dana Darurat

Selama 3 bulan terakhir banyak orang terpaksa mencairkan dana darurat, akibat turunnya pendapatan akibat pemberlakuan pembatasan aktivitas.

Dana Darurat memang dibutuhkan pada saat situasi krisis seperti ini.

Jumlah ideal Dana Darurat adalah minimal 3-12 bulan pengeluaran, bergantung pada status perkawinan dan jumlah tanggungan seseorang.

Nah pada saat New Normal, di mana kita mengharapkan pemasukan kita sudah kembali  ke normal, jangan gunakan dulu buat keperluan yang lain.

Sisihkan dulu sebagian untuk membangun lagi Dana Darurat yang mungkin sebagian sudah kita gunakan di masa awal pandemi.

Mengapa?

Pertama, karena kita tidak tahu pandemi ini seperti apa ke depannya. Bisa jadi saat sudah diterapkan new normal, saat dievaluasi dan terjadi peningkatan kasus baru, bisa saja kondisi pelonggaran akan diperketat kembali.

Kedua, adalah untuk memberikan ketenangan karena situasi krisis bukan hanya tentang pandemi saja, tetapi juga bisa dalam kejadian darurat lain, yang membutuhkan pos Dana Darurat.Misalnya: kerusakan rumah, kerusakan mobil, berobat karena sakit, dll.

Jangan lupa untuk menempatkan Dana Darurat ini di dalam instrumen yang likuid dan stabil seperti: tabungan, deposito atau reksadana pasar uang.

2. Tetap hemat pengeluaran

Banyak di antara kita yang punya ketrampilan keuangan baru selama 3 bulan terakhir: melakukan penghematan.

Ini adalah sebuah “blessing in disguise”, yaitu sesuatu yang menjadi berkat di dalam sebuah krisis.

Saat krisis kita berubah menjadi hemat dan menghitung setiap rupiah yang kita keluarkan.

Banyak orang menjadi lebih peduli terhadap manajemen keuangan, dibandingkan masa sebelumnya.

Teruskan kebiasaan positif ini.

Jangan sampai kebiasaan yang sudah bagus ini kemudian kendor di saat New Normal, kembali kepada kebiasaan yang lama.

Ingat bahwa masa pandemi belum berakhir, dan kita masih harus waspada terhadap kemungkinan lain di sisa tahun ini.

3. Tidak Menambah Hutang


Hutang, apalagi hutang konsumtif, harus dihindari di masa baru ini.

Jangan sampai karena hanya “keinginan” saja dan bukan kebutuhan, kita membeli sesuatu apalagi sampai berhutang di luar batas kemampuan kita.

Jaga rasio hutang anda di bawah 35% pendapatan.Juga jumlah hutang tidak melebihi 50% dari aset anda.

Melanggar rasio tersebut, apalagi hanya untuk “keinginan” akan membuat beban keuangan kita semakin meningkat, dan membahayakan keuangan kita pada saat keadaan ekonomi belum benar-benar stabil.

4. Pastikan proteksi tetap aktif

Masa pandemi belum selesai.

Artinya risiko masih lebih tinggi daripada biasanya.

Jangan sepelekan biaya perawatan akibat infeksi corona, terutama di RS Swasta.

Perawatan corona di RS Swasta bisa menghabiskan biaya puluhan bahkan ratusan juta rupiah, bila dirawat di ICU dan menggunakan ventilator.

Maka pastikan polis anda tetap aktif, supaya memberikan ketenangan di masa pandemi ini.

5. Stabilkan atau tambah sumber pendapatan anda

Selama 3 bulan ini, sebagian besar dari kita mengalami penurunan pendapatan, akibat kebijakan pembatasan aktivitas.

Namun luar biasanya, banyak juga bisnis dan usaha baru yang justru tumbuh, seperti bisnis online, sosial media, makanan, alat kesehatan, multivitamin hingga asuransi.

Mereka yang tidak menyerah bahkan terus belajar dan mendapatkan skill dan ketrampilan baru selama masa pandemi, seperti kemampuan digital marketing, pembuatan website, dan jasa sosial media lainnya.

Di masa New Normal, keahlian dan ketrampilan yang semuanya berbasis online ini menjadi semakin berharga, dan menjadi sumber pendapatan baru.

Pertahankan sumber pendapatan anda, bila perlu tambahkan dengan sumber pendapatan baru.

Kita belajar dari masa pandemi bahwa mereka yang mempunyai sumber pendapatan lebih dari satu (multipel source of income) terutama passive income, mempunyai keuangan yang lebih tahan kriris dibandingkan yang hanya punya satu sumber pendapatan.

Mumpung masih dalam usia produktif, segeralah belajar dan membangun pendapatan-pendapatan yang bersifat passive-income, supaya keuangan anda lebih stabil dan juga meraih kebebasan keuangan di masa mendatang.

Simpulan

Masa New Normal akan menjadi periode yang  berbeda dengan 3 bulan terakhir.

Perlu strategi baru dalam manajemen keuangan, untuk membangun daya tahan keuangan kita.

Lakukan 5 strategi keuangan di atas, dan keuangan anda akan memiliki tingkat keamanan keuangan yang baik, dan ini menjadi modal membangun keuangan yang lebih baik selama dan setelah pandemi ini berakhir.

 

Welcome to New Normal!