MyPru.net | Bagaimana menyiapkan Dana Darurat?

Bagaimana menyiapkan Dana Darurat?

28 April 2020

Banyak di antara kita yang belum menyiapkan dan memiliki Dana Darurat dalam jumlah yang sesuai keuangan kita.

Dana Darurat disebut juga sebagai Emergency Cash Fund, adalah komponen pembangun “keamanan keuangan”.

Seringkali kita bernafsu untuk mengejar kenyamanan keuangan atau yang disebut investasi (bagian paling menarik dalam perencanaan keuangan), padahal belum menyiapkan pondasi yang kuat.

Mengapa harus menyiapkan Dana Darurat?

Sekali lagi, pondasi bukan bagian dari rumah yang menarik.

Taman, interior, furniture, hiasan rumah itu lebih menarik dan sedap dibicarakan. Siapa yang membicarakan pondasi rumah, tidak ada satu orangpun yang membicarakannya.

Sama analoginya dengan pondasi keuangan, tidak ada yang tertarik membicarakan tentang mengamankan keuangan.

Semua orang ingin langsung berinvestasi.

Pondasi keuangan, yang dibangun bersama oleh Dana Darurat dan asuransi (ini untuk sebagian orang juga kurang menarik dibicarakan), berguna untuk membangun pertahanan keuangan anda.

Mengapa harus membangun pertahanan?

Karena hidup ini banyak “ketidakpastian” atau hal-hal di luar rencana kita. Apa misalnya yang di luar rencana kita?

  • Rumah perlu renovasi, ini pasti di luar budgeting bulanan
  • Mobil tiba-tiba nabrak, perlu dana untuk memperbaikinya
  • Keluarga atau sahabat butuh dana pinjaman dan meminjam ke kita
  • Di-PHK atau harus pindah kerja, artinya untuk beberapa bulan tidak ada pemasukan, maka perlu dana ekstra
  • Harus work from home seperti saat corona, sehingga pemasukan menurun
  • Sakit dan masuk RS perlu biaya mendadak
  • Tidak bisa bekerja dalam waktu lama misalnya sakit berat/kritias atau cacat
  • dll

Untuk 2 poin terakhir lebih disarankan dana darurat dalam bentuk asuransi karena biaya kesehatan bisa sedemikian mahalnya sehingga seringkali melebih pos dana darurat kita, bahkan bila kita cukup pun menyiapkan dana darurat.

Dana Darurat Normal dan Abnormal

Saya sebut yang dana darurat normal adalah yang bisa diantisipasi dengan 6-12 bulan pengeluaran, sementara yang abnormal adalah bila tidak bisa ditanggulangi hanya dengan 12 bulan pengeluaran.

Misalnya apa?

Saat ada kejadian sakit kritis yang biasanya “endingnya” 1-5 tahun bahkan lebih tidak bisa bekerja, atau saat pemberi nafkah meninggal dunia, padahal anaknya masih kecil di bawah usia 5 tahun (artinya perlu dana lebih dari 12 bulan untuk melanjutkan hidup).

Dana abnormal ini lebih sesuai disiapkan melalui polis asuransi.

Berapa besar Dana Darurat yang cukup?

Pertama anda harus hitung dulu pengeluaran rutin anda.

Untuk yang belum menikah, disarankan punya Dana Darurat minimal 3-6 bulan pengeluaran.

Untuk yang sudah menikah, disarankan 6-12 bulan pengeluaran.

Di mana menyimpannya?

Simpan di Aset likuiditas anda, seperti:

  • tabungan
  • deposito jangka pendek, menengah, panjang (dibagi saja)
  • reksadana pasar uang (RDPU)

Contoh misalnya pak Budi mempunyai pengeluaran 20 juta per bulan, maka pak Budi perlu menyiapkan Dana Darurat sebesar 240 juta (ditabung bertahap) dan ditempatkan misalnya 50% di tabungan, 25 % deposito 1 atau 3 bulan, dan 25% di RDPU.

Pisahkan rekeningnya dari rekening operasional untuk menghindarkan Dana Darurat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Apakah Dana Darurat boleh dicicil?

Ya, dana darurat boleh dicicil. Misalnya anda punya target dalam 1-2 tahun bisa memenuhi Dana Darurat anda minimal 6-12 bulan pengeluaran. Ini menimbulkan motivasi dan ketenangan pada anda secara psikologis keuangan.

Dengan menyiapkan Dana Darurat, anda menempatkan keuangan anda pada posisi yang “aman’ dan siap untuk melaksanakan tujuan keuangan dalam tahapan piramida keuangan berikutnya, seperti membeli rumah, pensiun, pendidikan dan pengembangan investasi anda.

Selamat mengamankan keuangan anda.